Bukan karena dia jahat. Tapi karena 'ember' stresnya sudah penuh. Hati-hati, ledakan ini bisa terjadi kapan saja.
Ini bukan satu kejadian besar, tapi tumpukan stresor kecil. Dari suara knalpot hingga tamu berisik, semuanya menumpuk jadi bom waktu di saraf mereka.
Di kota besar seperti Jakarta, suara motor dan cuaca gerah adalah serangan mental harian. Setiap gangguan menambah 10% beban stres anabul Anda.
Saat stres, tubuh anabul memproduksi kortisol. Masalahnya? Hormon ini butuh hingga 72 jam untuk benar-benar hilang dari aliran darah mereka.
Kaget hari Senin? Efeknya masih ada sampai Rabu. Jika Selasa ada pemicu baru, mental mereka langsung masuk mode 'lawan atau lari' secara otomatis.
Mata putih yang terlihat jelas (Whale Eye) atau sering menjilat bibir? Itu bukan lucu, itu sinyal darurat bahwa 'ember' mereka sudah hampir penuh.
Jika tanda stres muncul, stop paksa interaksi. Jangan dipeluk atau diajak main. Biarkan mereka punya waktu sendiri untuk menenangkan sistem saraf.
Bukan jalan-jalan, tapi 3 hari tanpa stimulasi. Batalkan jadwal grooming, jauhkan dari tamu, dan ciptakan suasana rumah yang sangat tenang.
Ajak anabul mengendus atau menjilat Lickimat. Aktivitas ini memicu endorfin yang menurunkan detak jantung dan mereset hormon stres mereka.
Marah atau memukul saat mereka meledak hanya akan menambah 'air' ke ember stres. Fokus pada memisahkan pemicu, bukan menghukum insting pertahanan.
Sakit gigi atau sendi bisa bikin ambang batas stres turun drastis. Jika anabul cepat marah, mungkin ada nyeri fisik yang perlu diperiksa dokter.
Agresivitas mendadak bukanlah kegagalan karakter. Ini adalah respons biologis terhadap beban lingkungan yang berlebihan. Pahami sistemnya, bukan hukum hewannya.
Dapatkan protokol lengkap Liburan Kortisol dan cara mereset emosi peliharaan Anda sebelum terlambat.