Jangan cuma asal pasang. Harness yang salah bisa memicu cedera kronis pada bahu anjing kesayanganmu tanpa kamu sadari.
Anjing tidak punya tulang selangka. Kaki depan mereka menempel hanya lewat otot ke tulang belikat. Harness yang menjepit area ini akan menghambat setiap langkahnya.
Tipe 'No-Pull' dengan tali horizontal sering menekan sendi bahu secara langsung. Ini memaksa anjing mengubah gaya berjalan dan merusak punggung dalam jangka panjang.
Pilihlah harness berbentuk huruf 'Y' atau 'H'. Desain ini membiarkan bahu terbuka lebar, memberikan ruang gerak maksimal saat anjing berlari atau melompat.
Anjing lokal Indonesia punya struktur tubuh unik. Gunakan pita meteran untuk ukur lingkar leher, dada, dan panjang tulang dada secara presisi.
Pastikan kamu bisa menyelipkan dua jari di bawah setiap tali. Terlalu longgar bikin lecet, terlalu sempit bikin sesak napas.
Kulit di ketiak anjing sangat tipis. Pastikan tali dada tidak terlalu dekat dengan ketiak agar tidak terjadi luka gesek yang menyakitkan.
Anjing bisa lepas dengan cara mundur jika lingkar leher harness lebih besar dari kepala. Ini sangat berbahaya di jalanan ramai seperti Jakarta.
Harness terbaik memiliki minimal empat titik setelan. Untuk anjing ramping, tali tambahan di perut belakang sangat efektif mencegah mereka kabur.
Jika anjing sering berhenti untuk menggaruk bahu atau langkah kakinya terlihat kaku, itu tanda harness-nya tidak nyaman. Jangan diabaikan!
Harness bukan untuk dipakai terus-menerus. Lepas saat di rumah untuk mencegah iritasi kulit dan kerontokan bulu permanen akibat gesekan.
Harness bukan sekadar kain pengikat, melainkan alat medis untuk mobilitas. Pastikan bahunya bebas agar dia bisa tetap aktif hingga usia tua.
Dapatkan panduan cara ukur dan rekomendasi tipe harness yang paling aman untuk segala jenis anjing di sini.