Banyak pemilik hewan di Indonesia percaya bahwa jika daging tercantum sebagai bahan pertama pada label, maka produk tersebut adalah yang terbaik. Namun, kenyataannya seringkali tidak sesederhana itu. Taktik industri yang dikenal sebagai 'ingredient splitting' atau pemisahan bahan memungkinkan produsen untuk memanipulasi daftar bahan sehingga bahan utama yang lebih murah, seperti jagung atau gandum, tampak memiliki volume yang lebih kecil daripada daging. Memahami cara membaca label secara kritis sangat penting untuk memastikan anjing atau kucing Anda mendapatkan nutrisi berkualitas tinggi. Artikel ini akan membongkar rahasia di balik urutan bahan makanan hewan dan memberikan alat yang Anda butuhkan untuk melihat komposisi asli di balik kemasan yang mengkilap.
Apa Itu Taktik Ingredient Splitting?
Ingredient splitting adalah praktik membagi satu bahan berkualitas rendah menjadi beberapa kategori yang lebih kecil pada label nutrisi. Misalnya, alih-alih mencantumkan 'jagung' sebagai 40% dari total isi, produsen mungkin membaginya menjadi 'jagung giling', 'tepung gluten jagung', dan 'pati jagung'. Secara hukum, bahan harus dicantumkan berdasarkan beratnya dari yang terbesar hingga terkecil sebelum diproses. Dengan membagi jagung menjadi tiga bagian, berat masing-masing komponen menjadi lebih ringan daripada potongan daging utuh yang ada di daftar.
Akibatnya, daging (seperti ayam atau sapi) dapat naik ke posisi nomor satu di label, memberikan kesan bahwa itu adalah sumber protein utama. Padahal, jika Anda menjumlahkan semua komponen jagung tersebut, total berat jagung jauh melampaui berat daging. Ini adalah celah pemasaran yang sah secara hukum namun seringkali menyesatkan konsumen yang hanya melihat bahan pertama tanpa meneliti lebih dalam.

Mengapa Daging Tidak Selalu Menjadi Bahan Dominan?
Penting untuk diingat bahwa peraturan pelabelan dihitung berdasarkan berat bahan 'sebelum dimasak'. Daging segar mengandung sekitar 75% air. Saat diproses menjadi kibble (makanan kering), air tersebut dihilangkan, sehingga berat daging yang sebenarnya dalam produk akhir berkurang drastis hingga sekitar 20-25% dari berat aslinya. Sebaliknya, bahan-bahan kering seperti tepung jagung atau nasi sudah dalam bentuk padat dan tidak kehilangan banyak berat saat dimasak.
Di pasar Indonesia, banyak produk impor maupun lokal menggunakan taktik ini. Jika label menuliskan 'Ayam' sebagai bahan pertama tetapi diikuti oleh tiga atau empat jenis karbohidrat berbeda di posisi berikutnya, kemungkinan besar produk tersebut sebenarnya berbasis biji-bijian. Pemilik hewan harus waspada terhadap daftar bahan yang terlihat sangat panjang dan terfragmentasi.

Cara Mengidentifikasi Pemisahan Bahan di Label
Langkah pertama untuk menjadi konsumen yang cerdas adalah dengan memindai daftar bahan untuk mencari pengulangan sumber yang sama. Carilah kata-kata kunci seperti 'meal', 'gluten', 'flour', atau 'extract' yang berasal dari tanaman yang sama (misalnya: kacang polong, protein kacang polong, tepung kacang polong). Jika Anda menemukan lebih dari dua turunan dari bahan yang sama dalam lima bahan pertama, itu adalah indikator kuat adanya ingredient splitting.
Cobalah untuk melakukan 'penggabungan mental'. Jika ayam berada di urutan pertama (200g) tetapi diikuti oleh nasi (150g), tepung nasi (100g), dan dedak nasi (100g), maka secara total, produk tersebut mengandung 350g nasi berbanding 200g ayam. Dengan cara ini, Anda bisa melihat gambaran besar bahwa nasi, bukan ayam, yang merupakan fondasi utama dari pakan tersebut.

Strategi Memilih Nutrisi Terbaik untuk Hewan Anda
Untuk menghindari jebakan label, carilah produk yang mencantumkan persentase protein hewani yang jelas. Makanan berkualitas premium biasanya akan menyebutkan 'tepung daging' (meat meal) setelah daging segar. Berbeda dengan daging segar, 'tepung daging' adalah sumber protein yang sudah dikeringkan dan sangat terkonsentrasi, sehingga beratnya tidak akan berubah banyak selama pemrosesan. Kombinasi daging segar dan tepung daging berkualitas seringkali merupakan tanda pakan yang kaya protein.
Selain itu, perhatikan urutan lemak. Lemak hewani yang disebutkan secara spesifik (seperti 'lemak ayam') jauh lebih baik daripada istilah generik seperti 'lemak hewan' atau 'minyak nabati'. Di Indonesia, pastikan juga produk telah terdaftar di kementerian terkait dan memiliki testimoni positif dari komunitas pecinta hewan yang memahami nutrisi.

Troubleshooting: Masalah Saat Mengganti Pakan
Ketika Anda menyadari bahwa pakan saat ini mengandung terlalu banyak bahan pengisi dan ingin beralih ke merek yang lebih baik, jangan melakukannya secara mendadak. Perubahan drastis pada kadar protein atau pengurangan karbohidrat dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare atau muntah pada anjing dan kucing.
Lakukan transisi selama 7 hingga 10 hari dengan mencampur pakan lama dan baru. Mulailah dengan perbandingan 25% pakan baru dan 75% pakan lama selama 3 hari pertama, lalu tingkatkan secara bertahap. Jika hewan Anda menunjukkan tanda-tanda alergi atau gatal-gatal setelah beralih ke pakan dengan kandungan daging lebih tinggi, konsultasikan dengan dokter hewan karena beberapa hewan mungkin memiliki sensitivitas terhadap sumber protein tertentu meskipun kualitasnya tinggi.
Pentingnya Konsultasi Profesional
Meskipun memahami label adalah langkah maju, kebutuhan nutrisi setiap hewan bersifat unik berdasarkan usia, tingkat aktivitas, dan kondisi medis. Seekor kucing senior mungkin memerlukan profil nutrisi yang sangat berbeda dibandingkan dengan anak kucing yang sedang tumbuh pesat. Jika hewan peliharaan Anda memiliki kondisi kronis seperti masalah ginjal atau diabetes, label 'daging pertama' bahkan mungkin bukan fokus utama yang disarankan oleh ahli medis.
Jangan ragu untuk membawa daftar bahan makanan yang Anda pertimbangkan ke dokter hewan saat pemeriksaan rutin. Di kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, banyak klinik hewan yang menawarkan layanan konsultasi nutrisi khusus untuk membantu Anda menyusun rencana diet yang paling sesuai dengan anggaran dan kebutuhan biologis hewan kesayangan Anda.
FAQ
Apakah ingredient splitting ilegal dilakukan oleh produsen?
Tidak, praktik ini legal asalkan semua bahan dicantumkan sesuai beratnya sebelum diproses. Ini adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan aturan pelabelan untuk membuat produk terlihat lebih menarik bagi pemilik hewan.
Apakah semua makanan yang mengandung jagung itu buruk?
Tidak selalu. Jagung bisa menjadi sumber energi dan serat yang baik, namun masalahnya muncul ketika jagung digunakan sebagai pengisi utama untuk menekan biaya sambil berpura-pura bahwa daging adalah bahan utamanya melalui manipulasi label.
Apa perbedaan antara 'Ayam' dan 'Tepung Ayam' pada label?
'Ayam' merujuk pada daging segar yang masih mengandung banyak air, sedangkan 'Tepung Ayam' adalah daging yang sudah dikeringkan dan dihaluskan. Tepung ayam seringkali memberikan lebih banyak protein per gram dalam produk akhir makanan kering.
Bagaimana cara cepat mengetahui jika suatu produk melakukan ingredient splitting?
Periksa lima bahan pertama. Jika ada dua atau lebih bahan yang berasal dari sumber nabati yang sama (misal: nasi, menir nasi, tepung nasi), maka produsen kemungkinan besar melakukan pemisahan bahan.
Kesimpulan
Memahami mitos 'daging utama' dan taktik ingredient splitting adalah kunci untuk menjadi pemilik hewan yang bertanggung jawab. Dengan belajar membaca label secara kritis dan melakukan penggabungan mental pada bahan-bahan yang dipisahkan, Anda dapat melihat kualitas nutrisi yang sebenarnya Anda beli. Jangan hanya terpaku pada posisi pertama di daftar bahan; lihatlah keseluruhan profil nutrisi, termasuk sumber lemak dan jenis karbohidrat yang digunakan. Jika Anda ragu atau jika hewan Anda menunjukkan tanda-tanda sensitivitas makanan, selalu konsultasikan dengan dokter hewan profesional untuk mendapatkan saran yang dipersonalisasi. Investasi pada nutrisi berkualitas hari ini dapat mencegah berbagai masalah kesehatan di masa depan.
Referensi & Sumber
Artikel ini disusun menggunakan sumber-sumber berikut:

